Menjelang babak playoff Indonesian Basketball League (IBL) 2023, klub Bima Perkasa Jogja (BPJ) menghadapi masalah serius. Tim ini terkendala pembayaran honor para pemain, termasuk gaji, kontrak, dan kebutuhan lainnya yang menjadi tanggung jawab presiden klub. Situasi finansial ini tentu menjadi tantangan besar mengingat pentingnya fase playoff yang akan datang. Kondisi ini mulai terkuak pada awal pekan ini, menciptakan kekhawatiran di kalangan penggemar dan internal tim.
Persoalan finansial ini berdampak signifikan terhadap moral para pemain, baik lokal maupun asing. Bahkan, dua pemain asing BPJ, Cameron Coleman dan Fuquan Niles, sempat menunjukkan kekecewaan mereka dengan menolak mengikuti latihan atau bermain, sebagai bentuk protes atas keterlambatan pembayaran. Insiden ini terjadi pada hari Senin, 20 Juni 2023, saat sesi latihan rutin tim. Meskipun demikian, tim tetap berupaya keras untuk mempersiapkan diri menghadapi pertandingan playoff melawan Pelita Jaya, salah satu tim kuat di IBL.
Pelatih Bima Perkasa Jogja, Efri Meldi, dan pemain senior Nuke Dwi Saputra, secara terbuka mengakui adanya masalah finansial yang sedang dihadapi tim. Namun, keduanya menegaskan bahwa mereka akan tetap fokus pada pertandingan dan memberikan yang terbaik bagi para penggemar. “Ini memang tantangan, tetapi kami bertekad untuk tidak membiarkan masalah ini memengaruhi performa kami di lapangan,” ujar Coach Efri Meldi dalam konferensi pers virtual pada hari Selasa, 21 Juni 2023. Mereka memahami bahwa tanggung jawab untuk tampil prima demi pendukung adalah prioritas utama.
Masalah terkendala pembayaran ini tentu memberikan tekanan psikologis yang besar bagi para pemain, yang seharusnya bisa fokus penuh pada strategi dan persiapan fisik. Dalam dua pertemuan di musim reguler, Bima Perkasa Jogja belum berhasil mengalahkan Pelita Jaya, membuat pertandingan playoff nanti menjadi lebih menantang. Kekuatan mental tim akan diuji secara maksimal, mengingat mereka harus berjuang mengatasi masalah internal sambil menghadapi lawan tangguh di lapangan.
Situasi terkendala pembayaran di tubuh BPJ ini juga menyoroti pentingnya manajemen finansial yang sehat dalam klub olahraga profesional. Dengan mendekati fase krusial seperti playoff, stabilitas keuangan adalah salah satu faktor penentu performa. Semoga masalah terkendala pembayaran ini dapat segera diselesaikan oleh pihak manajemen klub, sehingga para pemain dapat kembali fokus sepenuhnya dan memberikan penampilan terbaik mereka demi meraih prestasi yang diimpikan.